Our Blog
Dibalik Cara Yang ingin Melemahkan Pergerakan Tulus Dan Niat Baik
Adanya peristiwa pasti ada magsud dan tujuanya di setiap kejadian pasti ada tujuanya positif negatifnya tergantung kita memaknainya.
kesimpulan itu adalah sebuah gerakan wajar ada yang menentang dan ada yang mendukung seperti kejadian yang terjadi saat ini di Gowa sulawesi selatan petikan peristiwa penting yang beberapa pihak beranggapan adalah sebuah propoganda tapi satu landasan berfikir penulis orang yang berfikir itu adalah sebuah propoganda itu salah !!!!
Tergantung cara aksi dan pergerakanya bagaimana aksi prihatin adalah aksi yang sebenarnya ketika di lakukan aksi damai dengan semacam pagelaran budaya yang di mana memeberikan nilai yang sangat besar bahwasanya pentingnya kebersamaan itu dan saling mengingatkan yang lupa dan lalai dalam mengartikan.
Cara berfikir sederhana penulis adalah hal itu wajib untuk saling mengingatkan ketika berbicara budaya itu pasti berkaitan dengan nilai kebesaran bangsa ini bagaimana bangsa ini mau di hargai kalau kita salah dalam meleta'kkan tatanan budaya.
Benda pusaka adalah sebuah simbol adat yang memiliki proses ketika ingin di perhadapkan ataupun di lihat mengapa nilai tatah cara itu dilakukan dengan salah,
Kesimpulan tersebut " damai itu indah saling menegur ketika ada yang salah " kalau hanya diam tanpa kata hanya kaum munafikin yang seperti itu.
Petikan peristiwa Bacaan Liar Budaya dan Politik pada Zaman Pergerakan Razif Literatur liar mulai masuk ke Hindia Belanda pada periode 1920-1926. Masifnya literatur digunakan oleh kaum pergerakan untuk membuat counter terhadap tulisan-tulisan pemodal. Salah satunya adalah Semaoen. Ia aktif menyebarkan tulisan tentang sosialisme. Menurutnya, sosialisme adalah ilmu yang mengatur pergaulan hidup manusia yang mencegah pemerasan terhadap sesama manusia. Ide sosialisme disebarkan Semaoen dengan alasan (1) menghapus hubungan sosial produk kolonial yang feodal (2) sebagai oposisi terhadap publikasi dari Balai Pustaka.
Bacaan Monopolikapitalisme modern di Hindia Belanda dimulai ketika pemerintah kolonial mengundang investor dari berbagai negara untuk membuka perkebunan, pertambangan, jalan, pelabuhan, kereta api.Hubungan sosial kapitalis masuk sampai ke desa-desa.
Pola ekonomi kapitalistik ini dalam prakteknya tidak menghasilkan kelas borjuis di Hindia Belanda.
Ini dikarenakan pemerintah kolonial mengendalikan penuh hasil ekonomi di mana Hindia Belanda hanya dijadikan sebagai penghasil bahan mentah.
Negara2 lain harus membeli dari pemerintah kolonial terhadap bahan mentah yang dihasilkan Hindia Belanda. Sepak terjang perkebunan di Hindia Belanda tidak lepas dari peranan bank perkebunan yang berhubungan dengan institusi perbankan di Nederland. Korporasi perbankan yang mengontrol perkebunan amat dominan sehingga berdampak pada terciptanya kekuasaan politik.
Seperti menekan pemerintah kolonial agar memperpanjang masa penyewaan tanah selama 30 tahun, memberikan modal tinggi bagi pabrik gula dengan menggunakan mesin uap, serta mendirikan lembaga penelitian. Seiring meningkatnya modal kapitalisme di Hindia Belanda, percetakan surat kabar pun meningkat. Surat kabar atau koran dicetak dalam rangkan mempromosikan kepentingan ekonomi pemerintah kolonial.
" Tegurlah kami pemuda ajari kami rakyat kecil untuk bisa berkembang jangan tekan dan binasakan kami...kami ingin belajar juga jangan gunakan kekuasaanmu ataupun kehebatanmu untuk mempropoganda kami...Tuhan dan malaikanya tak perna buta."
kesimpulan itu adalah sebuah gerakan wajar ada yang menentang dan ada yang mendukung seperti kejadian yang terjadi saat ini di Gowa sulawesi selatan petikan peristiwa penting yang beberapa pihak beranggapan adalah sebuah propoganda tapi satu landasan berfikir penulis orang yang berfikir itu adalah sebuah propoganda itu salah !!!!
Tergantung cara aksi dan pergerakanya bagaimana aksi prihatin adalah aksi yang sebenarnya ketika di lakukan aksi damai dengan semacam pagelaran budaya yang di mana memeberikan nilai yang sangat besar bahwasanya pentingnya kebersamaan itu dan saling mengingatkan yang lupa dan lalai dalam mengartikan.
Cara berfikir sederhana penulis adalah hal itu wajib untuk saling mengingatkan ketika berbicara budaya itu pasti berkaitan dengan nilai kebesaran bangsa ini bagaimana bangsa ini mau di hargai kalau kita salah dalam meleta'kkan tatanan budaya.
Benda pusaka adalah sebuah simbol adat yang memiliki proses ketika ingin di perhadapkan ataupun di lihat mengapa nilai tatah cara itu dilakukan dengan salah,
Kesimpulan tersebut " damai itu indah saling menegur ketika ada yang salah " kalau hanya diam tanpa kata hanya kaum munafikin yang seperti itu.
Petikan peristiwa Bacaan Liar Budaya dan Politik pada Zaman Pergerakan Razif Literatur liar mulai masuk ke Hindia Belanda pada periode 1920-1926. Masifnya literatur digunakan oleh kaum pergerakan untuk membuat counter terhadap tulisan-tulisan pemodal. Salah satunya adalah Semaoen. Ia aktif menyebarkan tulisan tentang sosialisme. Menurutnya, sosialisme adalah ilmu yang mengatur pergaulan hidup manusia yang mencegah pemerasan terhadap sesama manusia. Ide sosialisme disebarkan Semaoen dengan alasan (1) menghapus hubungan sosial produk kolonial yang feodal (2) sebagai oposisi terhadap publikasi dari Balai Pustaka.
Bacaan Monopolikapitalisme modern di Hindia Belanda dimulai ketika pemerintah kolonial mengundang investor dari berbagai negara untuk membuka perkebunan, pertambangan, jalan, pelabuhan, kereta api.Hubungan sosial kapitalis masuk sampai ke desa-desa.
Pola ekonomi kapitalistik ini dalam prakteknya tidak menghasilkan kelas borjuis di Hindia Belanda.
Ini dikarenakan pemerintah kolonial mengendalikan penuh hasil ekonomi di mana Hindia Belanda hanya dijadikan sebagai penghasil bahan mentah.
Negara2 lain harus membeli dari pemerintah kolonial terhadap bahan mentah yang dihasilkan Hindia Belanda. Sepak terjang perkebunan di Hindia Belanda tidak lepas dari peranan bank perkebunan yang berhubungan dengan institusi perbankan di Nederland. Korporasi perbankan yang mengontrol perkebunan amat dominan sehingga berdampak pada terciptanya kekuasaan politik.
Seperti menekan pemerintah kolonial agar memperpanjang masa penyewaan tanah selama 30 tahun, memberikan modal tinggi bagi pabrik gula dengan menggunakan mesin uap, serta mendirikan lembaga penelitian. Seiring meningkatnya modal kapitalisme di Hindia Belanda, percetakan surat kabar pun meningkat. Surat kabar atau koran dicetak dalam rangkan mempromosikan kepentingan ekonomi pemerintah kolonial.
" Tegurlah kami pemuda ajari kami rakyat kecil untuk bisa berkembang jangan tekan dan binasakan kami...kami ingin belajar juga jangan gunakan kekuasaanmu ataupun kehebatanmu untuk mempropoganda kami...Tuhan dan malaikanya tak perna buta."
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Popular Posts
-
AD/ART GERAKAN SOLIDARITAS MAHASISWA TORAJA ( GASMATOR - SUL-SEL ) ANGGARAN DASAR Pembuka an Bahwa sesungguhnya falsafah Panc...
-
Tanah pecatu desa karena kepemilikan tanah pecatu bersumber dari adat, tanah Pecatu sebagai Tanah adat tidak boleh diperjual-belikan, namun...
-
Ganja (Cannabis sativa syn. Cannabis indica) adalah tumbuhan budidaya penghasil serat, namun lebih dikenal karena kandungan zatnarkotika pa...
-
Jadilah Pemenang, Jangan Menyerah dan Berjuanglah Hingga Akhir Mempunyai mental pejuang di dalam diri sendiri adalah sebuah hal yang bany...
-
Hati yang tanpa benci akan membentuk jiwa yang tegar dan damai. Kobaran jiwa semangatku ta'akan pudar sampai kan kuraih apa yang kutuju...
-
Masalah negara sekarang ini memperoleh arti penting yang khusus baik di bidang teori maupun di bidang politik praktis. Perang imperialis te...
-
"LEBIH BAIK MATI DARI PADA HIDUP TERTINDAS" NAMA LENGKAPKU : ANDI PANGERAN TAN...
-
Apa jaminan negara buat saya pidana Makar telah melekat pada diriku jiwa mental ini rusak akan sebuah sistim kepenegakan hukum yang HANCUR....
-
Sejarah dan penjelasan kebudayaan suku Toraja . Sejarah ada karena adanya pelaku ruang dan waktu. Suku Toraja adalah suku yang menetap di ...
-
Rezeki baik itu bukan hidup kaya berlimpah harta, tapi pada hidup sederhana berlimpah manfaat. Kesederhanaan itu bukan pada penekanan tidak...
No comments:
Post a Comment